Selasa, 08 Mei 2018

"HIDUP TAPI SEPERTI MAYAT"


Bertamu main HP.
Berdoa main HP.
Ibadah main HP.
Terima tamu main HP.
Bekerja main HP.
Belajar main HP.
Sambil makan main HP.
Ditengah keluarga main HP.
Kiamatlah duniamu tanpa HP.
Kadang terlihat dua orang saling duduk berhadapan tidak berbicara sama sekali, karena salah satu atau keduanya sibuk main HP, kalaupun harus bicara akhirnya tidak nyambung dan muncul sikap tidak peduli.
Punya masalahpun bukan lagi mendatangi keluarga yg terdekat, tetapi membahas di sosmed, rasanya lebih "afdol". Manusia menjadi "ADA NAMUN TIADA". Hidupnya hanya seputar dunia dalam ponselnya. Jabat erat tangan sahabat telah hilang dan diganti gambar-gambar mati dalam ponsel.
Gerak petualangan akan hebatnya bumi juga sudah diganti hanya dengan gerakan telunjuk dan jempol. Wajah-wajah mulai pucat, tubuh mulai ringkih, pahala-pahala beterbangan sia-sia sebagai resiko terburuk yg mungkin dimiliki.  Sedangkan engkau tidak kemana mana dan belum melakukan apapun selain menggerakkan jempol dan jarimu pada layar kecil yg penuh sihir ini. Hidup dalam kematian itu adalah keniscayaan, tetapi "MATI DALAM HIDUP" itu pilihan. MAKA BANGUNLAH, hiduplah sebagaimana manusia itu hidup, Saat suami, istri datang, simpan HP mu,
Saat anak bercerita, simpan HP mu,  Saat ibu, bapak bicara, simpan HP mu,  Saat tamu berkunjung, simpan HP mu,  Saat rumah berantakan, simpan HP mu,  Saat matahari merekah, udara sejuk, angin semilir, burung bersiul, anak-anak tertawa riang, simpan HP mu.
Perhatikan duniamu dengan seksama, sebab NIKMAT TUHAN ada disana. HIDUPLAH.
Engkau belum mati tapi sudah bertingkah seperti mayat. (Romo Antonius).

2 komentar:

  1. Wah luar biasa refleksinya sangat menarik TENTANG HP.

    "Manusia ada namun tiada" sepertinya kita mengalami situasi yang sama pak pergumulan yang sama. Tetap semangat pak, Tuhan berkati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang kita butuh HP pa.... tapi penggunaannya harus tetap beretika dan beradab.

      Hapus